Truth n Dare Game with Coding in Python

c. Create a variable with name truths and attach its first block — set truths to — with the list block. b. Now, create a new variable with name choice & attach the set choice to block with the take…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




got it

aslian dah, si kenzy gak pernah denger namanya. kira kira bisa deket gak, ya?

Semenjak kejadian Jeremy memberi respon sesuai dengan permintaan Kenzy yang dimana diangguki langsung oleh Khail (dan itu tentu saja membuat Jeremy maupun Kenzy sedikit terkejut karena mereka berekspetasi bahwa Khail akan memaksa mereka untuk memberitaunya yang kenyataannya berbalik) kehidupan mereka tetap berjalan seperti biasa.

Bedanya hari ini terdapat sedikit perbedaan diantara ketiganya. Bukan. Bukan beda hubungan mereka yang semakin menjauh atau semakin mendekat dan lain sebagainya. Namun, terdapat dalam raut wajah mereka.

Kenzy dengan wajahnya yang tidak menampakkan emosi apapun, Khail dengan senyuman manis disertai lesungnya yang manis terukir apik di wajahnya, dan Jeremy yang terlihat sedikit sedih karena kehabisan mie ayam kantin dan setelahnya ia harus membantu anak osis untuk mengurusi beberapa hal mengenai projek dengan suasana hati yang tidak mengenakkan.

“Bre, nanti gue jajanin aja dah seriusan, gue ngeliat lo kayaknya sedih amat dah.” Kenzy berbisik kepada Jeremy dan diangguki oleh empu karena terlalu malas untuk mengeluarkan suara. Terlebih di depan sedang ada guru bk dan pembina osis yang sedang memberi arahan.

Sama seperti sebelumnya, karena Kenzy sudah mengetahui semuanya dari Jeremy, ia hanya sedikit memperhatikan dan sisanya ia memfokuskan matanya melihat kotak yang ada di genggaman Jeremy.

“Jer, sini maju depan, Jer.” panggil Kak Bayu selaku pembina osis. Jeremy pun maju bersama kotak itu.

“Jadi gini ya semua teknis pemilihan pasangan kalian. Ada sedikit perubahan dari yang sudah pernah disampaikan sebelumnya, jadi disini kalian akan maju satu satu dan masukkan tangan kalian ke dalam box ini. Silakan ambil satu kertas saja dan silakan kalian liat siapa pasangan kalian. Jangan tukeran kertas! Siapapun yang tukeran maka akan dikenakan sanksi! Paham?”

Semuanya mengangguk, “Paham, kak.”

“Oke, sama yang sudah saya sampaikan tadi, jangan ada yang keluar kelas dulu oke? Tunggu semua kelas sudah mendapatkan giliran untuk mendapatkan kertas di box ini. Silakan cari pasangan kalian sehabis pulang sekolah. Ada yang mau ditanyakan?” semuanya menggeleng karena penjelasan Kak Bayu dirasa sudah cukup lengkap dan mudah dipahami.

“Oke, kalo gitu, bagi kalian yang ikut berpartisipasi silakan maju ke depan dan ambil satu kertas.” titahnya.

Sembari mengantre, Kenzy pun berbisik kepada Jovanca — teman sekelasnya —

“Ini kok yang dateng malah pembina osis dah? Gue kira ketosnya yang bakal dateng?”

Jovanca sedikit menoleh kearah Kenzy, “Dibagi bagi kali ya? Biar cepet pendistribusiannya. Kelas kan juga banyak jumlahnya.”

Mendengar penjelasan Jovanca yang cukup masuk akal, Kenzy hanya mengangguk kecil. Saat bagiannya, Kenzy menatap kotak itu sejenak namun segera ditepis oleh Jeremy,

“Ambil, Cen. Udah gak boleh mundur lagi lo. Form lo udah ada di sini soalnya.”

“Kalo semisal gue dapet diri gue sendiri gimana?”

“gak bakal. takut amat lo.”

Pikiran Kenzy ribut. Jujur saja sebenarnya ia takut kira kira siapa yang menjadi pasangannya untuk projek ini. Dengan pikiran yang kabut, ia pun buru buru mengambil form itu dan sedikit melipatnya agar tidak terlihat nama serta foto siswa yang ada di lembaran tersebut.

Cukup lama Kenzy belum membuka kembali lembaran itu, Jeremy pun menghampirinya dengan secarik kertas pula ditangannya.

“Lo udah liat, Re, pasangan lo?” tanya Kenzy sebelum Jeremy bertanya lebih jauh lagi.

“Udah, dapet adek kelas gue. Waldan anak 10 ips 3. Kalo lo?”

“Aduuuh, anjing perut gue mules banget takut gue.”

Kapri entah darimana tiba tiba menghampiri Kenzy dan merangkul pemuda itu, “Sini gue bantu bukain dah biar kagak mules.”

“Lo dapet siapa, Pri?” tanya Jeremy kepada Khail yang sibuk meraih kertas milik Kenzy.

“Derry, anak kelas 10 ipa 1. Btw, nih, Cen gue buka ya kertasnya.”

Kenzy hanya mengangguk tanpa mau melihat, sedangkan Jeremy dan Khail sudah melihat dan membaca biodata dari orang tersebut,

“Anjir, lo dapet kelas samping, bre.”

“Hah? Siapa?”

“Malio Maheswara.”

Siapa?

Add a comment

Related posts:

Can a machine learn how to classify dog breeds?

With the superpower from Convolutional Neural Networks (CNN), the answer is yes! But the most interesting part is to understand how it works. This post will help yourself familiar with CNN…

A short introduction to distance measures in Machine Learning

Finding similarity among data-points is an important task when we try to find clusters from a given data. Unsupervised learning algorithms like K-means believe on the theory — ‘closer the points more…

Thought Patches

I am on Spring Break with my family in Hardy, Arkansas. My daughter and I took a canoe ride this afternoon down the South Fork of Spring River. Once we disembarked at the boat ramp in Hardy Park, we…