6 Steps Using Email Marketing To Achieve Your Marketing Goals

The most important thing in the concept of inbound marketing is to actively attract potential customers for meaningful and continuous interaction through valuable content marketing, and finally guide…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Strawberries Bring Back Your Joy

Selama 17 tahun aku hidup dan aku memang sudah melewati banyak hal. Termasuk dalam soal percintaan, sudah ada 3 orang yang mendekatiku. Aku sih awalnya biasa saja, namun perhatian mereka terkadang membuatku cepat jatuh cinta akan hal tersebut.

Tapi sayangnya kisah-kisah ku kepada 3 orang tersebut, tidak berlangsung lama. Itu hanya kisah sementara dan aku tidak dapat merasakan rasa cinta itu untuk waktu yang lama.

Aku anggap semuanya tidak perlu dipikirkan lagi. Hei Athala, kau ini sudah kelas 2 SMA! Tahun depan kau akan melanjutkan masa putih abu-abumu, yang akan dipenuhi persiapan masuk ke perguruan tinggi. Tidak ada lagi soal cinta-cintaan! Gerutuku tiap kali mengingat soal suka-sukaan.

“Tapi aku rasa kau telah menjilat ludahmu sendiri, Tha,”

Itulah apa yang dikatakan oleh Sheila, usai aku bertemu dengan seorang kakak kelas dari 12 IPA 1, yang aku ceritakan kepadanya. Iya terbukti, aku mulai merasakan suatu getaran yang tidak biasa saat itu.

Semua dimulai semenjak angkatanku melakukan market day di sekolah. Saat itu stand tempat aku berjualan didatangi oleh segerombolan kakak kelas dari kelas 12, mungkin ada kali 5 anak. Salah seorang kakak bertanya.

“Kamu jualan apa dek?” Tanyanya. Sedangkan teman yang lain menyikut lengannya. Agaknya aku juga meringis dalam hati, tapi mencoba untuk tetap tersenyum.

“Nggak usah genit bisa nggak lo, Putra!”

“Kenapa sih, orang yang jualan juga adek-adek kelas kita,” jawabnya dengan muka sewot dan sinis kepada temannya itu.

Tapi salah satu dari mereka, ada yang diam saja sambil memantau stand lain, tidak peduli dengan kelakuan temannya itu.

“Ini jualan apa kalau boleh tahu?” tanya kakak kelas tersebut yang di name tag nya bernama Haidar.

“Jualan strawberry milkshake sama mochi isi stroberi, Kak. Dijamin kalau udah minum sama makan stroberi ini, hari-hari kakak bakalan lebih fresh dan cheerful lagi!” Kataku sambil tersenyum.

“Wahh manis asam sekali ya, boleh deh! Mochi stroberi satu ya,” Ucapnya. “Woy Rakha! Lu kan suka stroberi, nggak mau juga apa?”

“Hm? Boleh deh,” jawabnya saat sadar namanya dipanggil, dengan ekspresi wajahnya yang datar. Sepertinya ia tidak dalam mood yang bagus, begitu yang aku pikirkan.

Temannya juga menawarkan kepada yang lain, tetapi mereka sepertinya tidak mau. Jadilah Kak Haidar dan yang satu lagi rambutnya di belah tengah membeli jualananku, “Berapa jadinya?”

“Total 15 ribu, Kak,”

Mereka berdua mengeluarkan uang dari dompet mereka. Sedangkan 3 dari mereka memencar mencari jajanan lain.

“Ini ya yang punyaku,” kakak dengan mata bulat memberikan uangnya kepadaku.

“Terima kasih, Kak,”

Sedangkan yang satu lagi, ia sepertinya kesulitan mengambil uangnya. Ia bahkan sampai meletakkan dompetnya karena kerepotan. Sejujurnya aku salah fokus saat itu melihat keychain karakter pokemon yang ia kenal, dipasang di dompetnya. Namanya Snorlax.

“Buset, Kha. Tuh duit susah amat diambil,”

“Emang repot banget ini dompet,”

Setelah berhasil mengeluarkan uangnya, ia memberikan uangnya kepadaku dengan uang pas.

“Uangnya pas ya kak, makasih banyak,”

“Makasih banyak juga,”

Kemudian mereka pergi melongos ke stand lain. Sambil menjaga stand, aku juga merapihkan lebih dulu stand milikku, agar terlihat rapih. Tadi sempat agak ramai yang datang ke stand ku, jadi harus dirapihkan lagi.

Saat sedang membereskan, aku tiba-tiba menginjak sesuatu. “Loh, ini bukannya punya kakak tadi ya?”

Aku menoleh kesana kemari mencari wajah sang pemilik keychain ini. Karena suasana sedang ramai, aku tidak bisa melihat orang itu dengan jelas di antara banyaknya orang di lapangan saat ini.

Maka dari itu aku memutuskan untuk nanti saja mengembalikannya, usai market day hari ini beres.

♡♡♡

Jualananku sudah habis terjual sebelum bel istirahat selesai. Sebelum pergi membereskan stand jualananku, aku meminta izin kepada seorang teman di sampingku untuk menjaga stand ku sementara. Karena takutnya waktu istirahat akan segera habis dan tidak sempat mengembalikan keychain nya.

Sambil berjalan di sekitar koridor, aku mencoba mengingat wajah orang itu. Oh iya, kalau tidak salah tadi namanya.. Rakha!

Aku bertanya kepada salah satu kakak dari kelas 12 jika ia mengenal Rakha dan untungnya ia mengenalnya. Katanya Rakha tadi ke taman belakang sekolah untuk makan dari jajanan market day tadi.

Di taman belakang saat itu tidak terlalu ramai, karena biasanya setelah market day, kebanyakan siswa memilih makan di kelas agar bisa ngadem ataupun di kantin. Dengan rasa agak takut karena aku tidak pernah mendekati kakak kelas secara langsung seperti ini, aku mendekatinya. Apalagi tadi mood nya tidak dalam kondisi yang baik.

“Kak, maaf. Ini keychain kakak bukan?”

Ia sedang makan dan mendongak ke arahku, kemudian melihat ke tangan kananku yang memegang keychain miliknya.

“Eh iya, ini punya saya,”

“Tadi keychain kakak jatuh dengan stand ku, kebetulan aku tadi lihat keychain ini dipasang di dompet kakak,” ujarku.

Aku menyerahkan keychain tersebut kepadanya.

“Terima kasih banyak ya,” ucapnya dengan tersenyum.

“Sama-sama, Kak,” sebelum aku pergi dari situ, aku tak sengaja melihat strawbery milkshake yang aku jual, telah habis diminum olehnya. Sedangkan jajanan makanannya belum habis ia makan. “Strawberry milkshake nya, enak Kak?”

Sadar jika aku melihat gelas yang kosong tersebut ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Oh iya ini, hehe. Saya suka sama stroberi, apalagi sama milkshake stroberi dan menurut saya milkshake punya kamu enak banget!”

Saat aku mendengar pujian tentang strawberry milkshake milikku.. Rasanya seperti ingin terbang! Senang sekali!

“Beneran Kak?? Makasih banyak!” Ucapku hingga mataku membulat dengan semangat sampai mengatupkan kedua tanganku.

“Haha iya sama-sama,” Kak Rakha, ia tersenyum mengembang dan matanya berubah jadi bulan sabit saat tertutup. Tunggu.. Kenapa ia di luar dugaan sekali dan ia sangat tampan?!

Sayangnya tiba-tiba bel berbunyi saat itu. Banyak sekali yang ingin aku tanyakan. Tapi mau tidak mau, aku harus membereskan percakapan dengannya pada hari itu, “Kak, aku izin balik duluan ya. Harus beres-beresin stand dulu,”

“Iya silakan,”

Saat hari itu juga, stroberi dan keychain mempertemukanku dengannya. Bahkan saat pulang sekolah, tidak tahu kenapa aku terus menyunggingkan senyum. Sampai-sampai sahabatku, Jenna dan Yesha menganggapku “Apakah anak ini sedang gila?!”

Karena aku pun juga, tidak tahu kenapa?! Tidak mungkin bukan, aku jatuh cinta terlalu cepat lagi!? Tapi saat sebuah pesan masuk pada hari usai market day, aku paham alasannya.

Namun aku mulai menepis pikiran itu perlahan, ketika di malam hari ada sebuah pesan masuk yang muncul ke bubble chat, membuatku langsung cepat-cepat membuka isi pesan tersebut tidak sabar. Satu lagi yang tidak terduga, kalau isi pesan yang sangat panjang.

Itu memang hanya sekedar pesan, tapi itu penuh dengan makna bagiku. Setelah membaca isi pesan itu, aku langsung berbaring di kasur pada saat itu juga dan berguling-guling kegirangan. Bahkan aku sampai berteriak di dalam bantal saking tidak tahannya dengan isi pesan tersebut. Jangan melihatku! Karena wajahku pasti sudah merah merona bak buah jambu saat ini.

Dan di satu sisi, aku juga sambil membayangkan senyumnya tadi pagi saat ia bilang menyukai minumannya dan membuat mood nya membaik saat itu.

Add a comment

Related posts:

Select the Right Institution to Study Abroad

The international students consider many important aspects while selecting the study abroad country and institution for them. It is very necessary that the students choose the best institution to…

Miraculous Rescues and Tragedy in Turkey

Turkey and Syria recently suffered a catastrophic earthquake that claimed the lives of over 21,000 people. Despite the many tragic losses, search and rescue teams have found survivors buried beneath…

Eveline Perspective Essay

This perspective taking essay will analyze the character Eveline from the story, “Eveline” by James Joyce in which readers will discover how Eveline is a conflicted character in which she must make a…