Did you know that an overwhelming number of species have been lost within the last four decades, due to overpopulation, deforestation, climate change, consumer culture, and animal exploitation…
ILMU TANAMAN PAKAN
DAFTAR ISI
Ilmu tanaman pakan ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari segala aspek tentang sifat tanaman ternak yang erat hubungannya dengan keadaan tanah, iklim dan tujuan peternakan.
Dalam perencanaan pengembangan hijauan makanan ternak di suatu daerah diperlukan tinjauan yang komprehensip tentang situasi daerah dengan analisa yang tajam dan tepat mengenai potensi dan masalah-masalah yang dihadapi serta prospeknya dimasa depan. Unsur serta variabel-variabel penting yang mempengaruhi perkembangan hijauan makanan ternak di suatu daerah serta hambatan-hambatan yang menyebabkan kemunduran padang rumput baik langsung maupun tidak langsung harus dipelajari secara mendalam.
Hijauan makanan ternak merupakan sumber pakan utama ternak ruminansia yang digunakan sebagai sumber energi, protein, vitamin daqn mineral. Hijauan makanan ternak dapat dibagi dalam dua bagian yaitu rumput dan legum. Salah satu jenis hijauan dari famili rumput adalah rumput gajah (pannisetum purperum) dan jenis legum adalah stylo (stylosantes humilis).
Rumput gajah termasuk rumput unggul dengan produksi tinggi bernilai gizi baik dan disukai oleh ernak terutama ternak non ruminansia. Tanaman rumput gajagh merupakan tanaman tahunan (parenial) dengan sistem perakaran yang kuat dan tumbuh tegak berbentuk rumput tinggi tanaman bisa mencapai 3–4 m dan tahan terhadap kekeringan. Jumlah buku dapat mencapai 20, diameter batang bagian bawah dapat mencapai 3 cm, pelepah daun berbulu dengan dasar bonggol yang berbulu. Panjang dau kira-kira 30–120 cm dan lebar daun 10–55 mm (Anggorodi, 1994).
Penyisipan legum diantara tanaman akan dapat memberikan sumber nitrogen bagi rumput di sekitarnya. Penyisipan legum di antara tanaman legum yang sering digunakan sebagai tanaman campuran dengan rumput adalah (stylosantes humilis). Dan juga bisa menggunakan calopo untuk mendapatkan rumput gajah, stylo maupun calopo yang perlu di perhatikan kesuburan tanah rumput itu tumbuh, salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan pada tanaman tersebut dengan cara pemupukan agar pertumbuhannya berkembang dengan baik.
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman makanan ternak sehingga di satu pihak dadapatkan produksi hijauan yang maksimal dengan kualitas yang tinggi serta disukai ternak dan di lain pihak kesuburan tanah baik fisik maupun kimiawi dapat mempertrahankan guna menunjang peningkatan produksi ternak sebagai cermin kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan.
Manfaat dari pembuatan laporan ini untuk menerapkan ilmu yang telah diberikan dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Metode yang dilakukan adalah intensitas pemotongan, pemupukan, perkecambahan dan vigoritas.
Tanaman hijauan makanan ternak yang potong dengan panjang 5 cm, 10 cm dan 20 cm. Tanaman yang dipotong adalah tanaman rumput benggala. Setelah dilakukan pemotongan dan dilanjutkan dengan pemupukan terlihat tanaman yang bagus adalah tanaman yang tingginya 20 cm, dengan pertambahan tinggi lebih besar dibandingkan tanaman yang tingginya 5 cm. Menurut (Abidin, 1987), pemotongan seluruh pucuk tanaman yang berada diatas permukaan tanah, secara umum dapat dinyatakan sebagai intensitas dan interval pemotongan. Reaksi hijauan terhadap pemotongan merupakan faktor yang perlu diperhatikan karena merupakan dasar pengelolaan untuk menjaga kesimbangan pertumbuhan supaya sesuai dengan nutrisi ternak. Pengaturan interval dan intensitas pemotongan sangat penting untuk menentukan produk dan kualitas serta kemampuan tumbuh kembali tanaman tersebut agar dapat menghasilkan produksi hijauan pakan yang berkualitas tinggi secara berkesinambungan.
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimi. Daya kecambah biji erat hubungannya dengan pemasakan biji, dalam kehidupan sehari hari sering dibayakangkan bahwa perkecambahan biji adalah suatu peristiwa atau proses pada biji yang terjadi sesudah panen atau biji berkecambah setelah biji tersebut masak. Akan tetapi biji bisa berkecambah jauh sebelum tercapai kemasakan fisiologis atau sebelim tercapai berat kering maksimum. Daya kecambah (visability) akan bertingkat dan bertambah tuanya biji dan mencapai “maximum germination”, tetapi desudah ituakan menurun dengan kecepatan yang sesuai dengan keadaan lapangan. Makin jelek keadaan lapangan maka makin cepat turunya visability. Biji merupakan suatu organisasi yang teratur rapi, mempunyai persedian bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetpi baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelangsungan hidupnya (Soegiri, 1982). Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah benih dari galur genetik yang berbeda-beda sedangkan vigor fisiologi adalah vigor yang dapat dibedakan dalam galur genetik yang sama. Vigor fisiologi dapat dilihat anatar lain dari indikasi tumbuh akar dari plimula atau koleptilnya, ketahanan terhadap serangan penyakit dan warna kotiledon dalam efeknya terhadap tetrazolium test (Sutopo, 1988).
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi dicicrikan antar lain tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat dan merata tumbuhnya serta mamou menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal. Pada umumnya uji vigor benih hanya sampai tahap bibit. Karena terlau sulit dan mahal untuk mengamati seluruh lingkaran hidup tanaman. Oleh karena itu digunakan kaidah korelasi misal dengan mengukur kecepatan berkecambah sebagai parameter vigor, karena diketahui ada korelasi antara kecepatan berkecambah dengan tinggi rendahya produksi tanaman. Rendahnya vigor pada benih dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor genetis, fisiologis, morfologis, sitologis, mekanis dan mikrobia (Winarno, 1997) .
Tak adanya pertumbuhan vigor ini disebabkan rendahnya vigor benih dapat disebabkan oleh :
v Genetic
Ada kultivar-kultivar tertentu yang lebih peka terhadap keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan.
v Fisiologis
Kondisi fisiologis dari benih dapat menyebabkan kekurangan masakan benih pada saat panen dan kemunduran benih selama penyimpanan.
v Morfologis
Dalam suatu kultivar biasanya terjadi peristiwa benih-benih yang lebih kecil menghasilkan bibit yang kurang memiliki kekuatan tumbuh dibandingkan dengan benih yang besar.
v Sitologis
Kemunduran benih disebabkan oleh aberasi chromosome.
v Mekanis
Kerusakan mekanis dapat terjadi ketika prosesing/penyimpanan dimana akan membuat rendah vigor pada benih.
Tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gela, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari. Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Daya kecambah biji erat hubungannya dengan pemasakan biji, dalam kehidupan sehari-hari sering dibayangkan bahwa perkecambahan biji adalah suatu peristiwa atau proses pada biji yang terjadi sesudah panen atau biji berkecambah setelah biji tersebut masak. Akan tetapi biji bisa berkecambah jauh sebelum tercapai kemasakan fisiologis atau sebelum tercapai berat kering maksimum.
Daya kecambah (visability) akan meningkat dengan bertambah tuanya biji dan mencapai “maximum germination”, tetapi sesudah itu akan menurun dengan keadaan lapangan. Makin jelek keadaan lapangan maka makin cepat turunya visability. Biji merupakan suatu organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelangsungan hidupnya. Setelah dilaksanakan pengamatan selama sepuluh hari jumlah kecambah yang dapat tumbuh hanyalah 3 biji benih, yaitu : benih jagung 2 buah dan benih calllopogoniaum 1 biji. Hal ini disebabkan kurangnya media kapas yang digunakan dan kurangnya kandungan air dan tidak terdapatnya sinar matahari. Terlalu sedikit kandungan air menyebabkan biji susah pecah dan perkecambahan tidak dapat berjalan, sehinggga benih busuk. Seharusnya sebelum proses perkecambahan dilaksanakan benih direndam dulu selama 1 malam, sehingga membuat benih pecah dan proses perkecambahan dapat terlaksana karena akar tanaman langsung dapat tumbuh pada media kapas yang dilapisi. Dipandang dari sehi ekonomis keadaan dormansi benih dianggap tidak menguntungkan. Oleh karen itu diperlukan cara agar dormansi dapat dipecahkan atau lama dormansinya dapat dipersingkat. Beberapa cara yang telah diketahui menurut (Kusmiyati, 2000) adalah : perlakuan mekanis dipergunakan untuk memecahkan dormansi benih yang disebabkan oleh impermiabilitas kulit biji baik terhadap bair atau udara, laju perkecambahan diukur dengan mencatat rata-rata benih normal yang berkecambah setiap harinya.
Adapun setelah penanaman tanaman hijauan makanan ternak dalam polibag yang berukuran 5 kg diisi dengan pupuk kandang 1000 gr (1 kg) maka terlihat tanaman yang tumbuh subur hijau dan dapat berkembang dengan baik, hal ini karena pemberian kompos pada tanah yang dimasukan dalam polybag dapat digunakan dan diserap akar tanaman dua komponen bahan organik yang mempunyai peranana dalam proses agregasi dan stabilitas agregar tanah adalah polisakarida dan senyawa humik, yang berfungsi sebagai pengikat agregat tanah, asam humat mampu membentuk agregat lebih stabil dibandingkan dengan polisakarida (Kartasapoetra, 1989).
Tanaman hijauaun makanan ternak yang ditanam dalam polibag dapat bertahan hidup karena terpenuhinya nutrisi dari dalam kompos dan adanya mikroba yang bekerja sebagai pengurai bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah dalam polibag tersebut. Sama dengan pendapat menurut (Reksohadiprodjo, 1985) penambahan bahan organik dapat meningkat aktifitas mikroorganisme tanah karena energi disediakan lebih banyak dan kondisi tanah dibuat menjadi lebih baik untuk aktifitas dan perkembangan mikroba tanah. Bahan organik tanah adalah bahan penyusun tanah yang dihasilkan dari hancuran atau dekomposisi bahan organik seperti sisa-sisa tanaman, hewan, dan sebagainnya. Bahan organik tanah dapat berupa bahan organik kasar dan halus atau humas (Sadjah, 1994). Bahan organik atau mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah, pengaruhnya relatif besar dibandingkan dengan jumlahnya yang sedikit dalam tanah. Sumber asli bahan organik tanah adalah jaringan tumbuhan, kemudian hewan sebagai sumber bahan organik kedua.
Bahan organik mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi dan dapat membentuk kompleks yang stabil dengan logam pada tanah yang terkontaminasi dan dapat melepaskan secara perlahan sebagai sumber pupuk untuk tanaman (Mayer, 1975). Penambahan bahan oragnik ke dalam tanah berpengaruh positif terhadap mikroorganisme, karena bahan organik merupakan sumber energi dan karbon bagi mikroorganisme tanah heterotropik. Dilihat dari hasil praktikum tanaman yang ditanam dalam polibag ada 4 kantong polibag, pada polibag 1 diisi dengan 1 kg pupuk kandang, kemudian diisi dengan 500 gram, terlihat perbedaan tanaman. Tanaman yang ditanam pada polibag berisi 1 kg pupuk kandang tampak lebih subur hijau dan tinggi, dilihat juga dari jumlah daun dan banyaknya jumlah anakan. Sedangkan dalam polibag yang tidak diisi dengan pupuk kandang dan hanya disiram dengan air sebanyak 1500 ml dan 1000 ml terlihat tanaman-tanaman nampak gemuk dan baik terlihat dari jumlah daun, tinggi batang dan banyaknya anakan yang dihasilkan. Karena air juga berfungsi untuk menyuburkan tanah dan membuat mikroba bekerja dan mengurai unsur hara yang terdapat dalam tanah.
Adapun pada branchiarida decumbens dan rumput benggala (Panicum maximum) yang ditanam didalam polibag penanaman yang baik dan pemeliharaan yang baik maka akan menghasilkan sesuatu yang baik juga dan sebaliknya bila tidak di tanam secara prosedur yang ada dan tidak di pelihara dengan baik akan mendapatkan hasil yang tidak baik juga ( tanaman akan mati ). Pada intensitas pemotongan, pemupkan, salinitas pemotongan yang baik, pemotongan yang baik, pemupukan yang baik, salinitas yang baik dan pembersihan yang baik pertumbuhan maupun perkembangan akan cepat berkembang dan mendapatkan hasil yang baik juga dalam hal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, B. S. (1987). Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Bandung: PT Angkasa.
Anggorodi, R. (1994). Ilmu Makanan Ternak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kartasapoetra. (1989). Teknik Benih. Jakarta: PT Bina Angkasa.
Kusmiyati, e. a. (2000). Pengaruh Pemupukan Kalsium dan Nitrogen Terhadap Produksi dan Kualitas Hijauan Rumput Makanan Ternak. Jakarta: Penelitian Dosen Muda.
Mayer, B. d. (1975). Pengatur Ilmu Makanan Ternak. Bandung: CV Angkasa.
Reksohadiprodjo. (1985). Produksi Tanaman Hijauan Rumput dan Legume Makanan Ternak Tropik. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sadjah, S. D. (1994). Teknologi Pembenihan Hijauan . Bandung: PT Angkasa.
Soegiri, e. a. (1982). Penentun Produksi Benih HIjau Makanan Ternak. Jakarta: Dirjen Perternakan.
Sutopo, A. (1988). Teknologi Benih. Jakarta: CV Rajawali.
Winarno, F. G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
If you run your Spring Boot applications on AS you might want to leverage AWS SSM Parameter Store to manage some of your application configs. This will enable you to change your application configs…
Acordo com um sobressalto na casa do Kuki. Passamos a véspera envolvidos com os preparativos da caminhada, e inexplicavelmente fomos dormir muito tarde, como sempre. Deve haver algo de ritualístico…
How will future technology help us sit correctly for prolonged periods on our desks?